Rabu, 06 Desember 2006

The Last Destination

Banyak orang pandai merencanakan sasaran atau goal untuk organisasi, divisi, perusahaan, bahkan dalam skala besar bangsa, namun nyaris melupakan apa yang harus direncanakan untuk keluarganya dan dirinya.

Ketika menyadari biasanya telah terlambat. Alibi berkorban untuk segala-galanya demi sebuah kesuksesan akhirnya merupakan pujian kosong yang disesali-pun sudah tidak ada gunanya.

Ada dua argumentasi manusia. Pertama, ada yang mengatakan yang terpenting adalah langkah pertama; tidak mungkin kita tiba di tempat tujuan yang kita rencanakan apabila kita tidak pernah melakukan langkah pertama. Kedua, yang mengatakan bahwa yang terpenting adalah langkah terakhir, karena dari manapun dan kapanpun kita mulai melangkah tidak menjadi persoalan lagi ketika kita tiba di tempat tujuan. Kedua-duanya benar apabila di gabungkan. Langkah pertama penting, namun lebih penting lagi langkah terakhir - The Last Destination.

Ada hal lain yang jauh lebih mendalam dalam kehidupan manusia. Manusia seutuhnya sesungguhnya terdiri dari tiga bagian: tubuh, jiwa dan roh. Bagaimana kita dapat memahami ini dengan mudah? Marilah kita melangkah ke ruangan ICU atau ICCU di salah satu rumah sakit. Disitu sedang tergeletak seorang bapak atau ibu dengan berbagai selang, jarum yang menempel di wajah dan tubuhnya dan disamping kiri dan kanan terlihat beberapa tabung untuk menolong pernafasan. Di atas ranjang ada beberapa layar monitor untuk memantau denyut jantung dan paru-paru. Tanda-tanda kehidupan nampak dari naik turunnya dada yang sedang bernafas dan detak jantungnya terlihat dari gerak naik turunnya grafik di layar monitor. Dia masih hidup, tubuhnya masih utuh, jiwanya masih utuh, ketika anda mendekat terlihat matanya menerawang. Anda ajak bicara ia tidak menyahut, hanya grafik di monitor terlihat bergerak sedikit lebih cepat. Andapun kembali ke rumah, dan belum sempat anda beristirahat, tiba-tiba handphone anda berbunyi dan berita sedih anda terima, ternyata sahabat anda telah tiada. Anda buru-buru kembali ke rumah sakit, masih sempat melihat orang yang anda kenal dekat itu terbujur belum kaku. Semua selang dan jarum telah dicabuti. Tidak ada tampak tanda-tanda kehidupan lagi, ketika anda raba tubuh mulai mendingin. Roh dan jiwa-nya telah meninggalkan raga. Tanpa roh dan jiwa, manusia hanyalah seonggok daging dan tulang. Betapapun orang itu sukses dalam hidupnya, secara lahiriah, ia tidak dapat membeli sebuah “proper last destination” bagi “hidup” setelah kematiannya. Namun bukan pula berarti bahwa ia sama sekali tidak dapat memilikinya.

Rasul Paulus, seorang murid Yesus, mengungkapkan dalam suratnya ke jemaat di Roma (8: 28 - 30) : “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”

TUHAN telah merancangkan sebuah “last destination” bagi manusia, yaitu memberikan kemuliaan kepada manusia agar menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya yaitu Yesus Kristus.
Dan untuk itu ada 4 (empat) tahap yang akan dilalui manusia sesuai dengan rancangan TUHAN, pertama, ditentukan, kedua, dipanggil, ketiga, dibenarkan dan yang keempat, dimuliakan.
Keempat tahap ini berurusan khususnya dengan roh dan jiwa manusia, oleh karenanya tidak terbatas hanya dalam kehidupan di dunia namun terus bersambung di kehidupan kekal setelah kematian lahiriah.
TUHAN menegaskan: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29: 11)
Pertanyaannya, siapakah yang dimaksud oleh TUHAN dengan mereka dalam Roma 8: 28 diatas? Setiap orang! “Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yohanes 6: 40)

Pilihan ada di tangan manusia, apakah ia menyediakan dirinya untuk memenuhi panggilan itu atau tidak, mempercayai dan menerima Anak Tunggal Allah BAPA, yaitu Yesus Kristus, percaya kepada-Nya sebagai TUHAN dan Juru Selamat bagi jiwa dan roh-nya atau menolak-Nya.

Keputusan itu berhubungan erat dengan “the last destination” bagi hidupnya ketika ia berada di dunia maupun di alam roh, kehidupan kekal, yaitu ketika lahiriahnya telah mati, berpisah antara raga dan jiwa.

Semua orang, dalam kedudukan dan status apapun tidak bisa memperoleh kekecualian. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14: 6)
Sementara kita membuat perencanaan yang excellent untuk sebuah ultimate goal bagi perusahaan, bagi divisi atau departemen kita, maka kitapun perlu menyadari perlunya membuat rancangan bagi masa depan roh dan jiwa kita, “the last destination” itu.
“Success on earth; welcomed in Heaven” itulah yang harus menjadi moto hidup kita.

TUHAN memberkati anda.
Eliezer H. Hardjo